Rusia Siap Berunding Secara Langsung Gelan Ukraina

Jakarta, IDM – Presiden Rusia Vladimir Putin Disebut Siap untuk Melakukan Perundingan Secara Langsung Delangan Ukraina Sebagai Upaya Mengakhiri Konflik.

Hal itu diungkapkan eheh Menteri luar negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov Pada Beberapa Waktu Lalu. IA Menuturkan, Putin Kembali Menankan Komitmenny Dalam Perbincangan Melalui Telepon Presiden Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Perbincangan Itu Dilakukan Setelah Trump Bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Di Gedung Putih.

Sebelum Bertemu Zelensky, Trump telah lebih dulu Bernegosiasi Delangan Putin di Alaska Pada 15 Agustus. Dalam Pertemuan Itu, Kata Lavrov, Putin Menyampaikan Kepada Trump Bahwa Kemunckinan PerteMuan Lanjutan Haru Dipersiapkan Gargan Baik.

BACA JUGA: Dorong Keamanan Pasukan Penjaga Perdamaian, Seminar Minusca Gelar Evaluasi

“Kamia Siap untuk Melanjutkan Negosiasi, Negosiasi Langsung Rusia-Ukraina, Yang Dimula di Istanbul Dan Telah Berlangsung Tiga Putaran Di Sana,” Ujar Lavrov Melansir Laman Resmi Rusia, ”Ujar Lavrov Melansir Laman Kemlu Rusia, Ujar Lavrov Melansir Laman Kemlu, Ujar Lavrov, Mid.ruSenin (25/8).

“Dan unkas ini, Kami Mengusulkan untuk menumpatkan jumlah delegasi yang meredang dan Akan Bertemu di Istanbul unkukhahas Isu-isu spesifik Yang Perlu disampaan Kepada presiden Putin Dan Zelensky,” Tambah LaVrov.

Ia Mengatakan, Moskow Belum Menerima Tanggapan Dari Kyiv Atas Usulanyaa Dalam Perundingan Terakhir Di Istanbul. Moskow Mengusulkan Untuc Bembentuk Tiga Kelompok Kerja, Yang Masing-Masing Membahas Bidang Subjek Yang Berbeda.

BACA JUGA: Turki Jadi Tuan Rahat KTT NATO 2026

Lebih lanjut, ia menkankan Baik Baik Presiden Rusia Maupun sebagai ingin Menciptakan Perdamaan di Ukraina. Namun, Isu Jaminan Keamanan Seputar Penyelesian Ukraina Hapius Melalui Konsensus.

Adapun, Turki telah menjadi tuan kerima tiga putaran Perundingan Perdamaian Antara Moskow Dan Kyiv Yakni Pada 16 Mei, 2 Juni, Dan 23 Juli. Ketiga Pertemuan Itu Menghasilkan Kesepakatan Pertukaran Tawanan Skala Besar Dan Mendorong Rancangan Nota Kesepahaman Terkait Posisi Kedua Belah Pihak. (BP)